KARAKTERISTIK ANTENA
-Penguatan Antena
Penguatan antena dapat ditingkatkan dengan menambah elemen radiasi tambahan pada antena. Penguatan yang tinggi akan mengkonsentrasikan energi. Directional Antenna dapat ditinggikan penguatannya melebihi penguatan non directional antenna dengan cara membatasi energi radiasi dari beberapa macam directional. Directional antenna dipakai jika jarak tower ( pemancar ) dekat dengan sumber air dan juga pada daerah deretan pegunungan atau juga tempat di mana energi radiasi dapat dibuang.
Penguatan antenna dinyatakan dalam power radio atau dalam dB. Contohnya, sebuah antenna memiliki penguatan power 2 sama dengan juga mempunyai penguatan 3 dB. A two-bay antenna memiliki penguatan power mendekati 2. penguatan power digunakan pada transmitter dan rugi – rugi pada saat transmisi disebut ERP ( Effective Radiated Power ). Seperti contoh 10 kW pada trasmitter dan power antenna = 5. Untuk menyatakan rugi – rugi dipakai ERP yang nilainya 10 kW X 5 = 50 kW ERP.
Tabel 1 melukiskan perbandingan dari kuat daya pemancar dan gain dari antenna untuk penguat kelas A
Tabel 1. Perbandingan antara level daya pemancar dengan gain antenna pada penguat kelas A
-Effective Radiated Power (ERP)
Effective Radiated Power adalah input power pada antena (output power pada transmitter) pada penguatannya. Dimana antenna jenis polarisasi melingkar digunakan dan diaplikasikan terpisah antara radiasi Horizontal-pool dan Vertical-pool. Namun sering digunakan pada radiasi Hozizontal-Pool saja.
Tabel 2. Perbandingan level daya peancar dengan gain antenna untuk penguat kelas B dan C
-Memeriksa Sistem VSWR
Setiap waktu VSWR dari sistem antenna harus sering diperiksa dan diadjust
ulang. Bila exciter memiliki tombol pada range frekuensi 10 kHz dan 50
kHz, maka dapat digunakan untuk mengecek VSWR pada frekuensi yang berbeda
pada saat transmitter dioperasikan pada power rendah. Sebagai indikator
dapat digunakan reflector. Alternatif lainya dengan peralatan yang
memiliki pembangkit sinyal, tes impedance dan mampu melakukan analisa
jaringan.
VSWR harus diukur untuk memastikan respon pantulan yang terjadi stabil
pada 130 kHz untuk setiap frekuensi pembawanya. Pada jaringan transmisi
yang panjangnya lebih besar dari 100m disarankan agar bandwith VSWR
dibawah 1.08 : 1 pada range frekuensi 130 kHz. Namun penambahan panjang
jalur transmisi ini akan menambah delay sehingga amplitudo dari
pantulannya harus dikurangi untuk hasil yang lebih baik.
-Pentingnya VSWR rendah
VSWR yang terukur dengan menggunakan reflectometer pada transmitter tidak
akan mempengaruhi jangkauan sinyal. Namun jika perbandingan VSWR 1.1 : 1
akan mengurangi efisiensi penguatan akhir. Kekurangan lainnya akibat VSWR
ini adalah akan menyebabkan terjadinya modulasi sinyal dengan AM noise.
Kualitas suara yang stereo juga tidak akan terdengar.
-Intermodulasi dan Distorsi SAM
Distorsi dari Intermodulasi dan Synchronous AM (SAM) noise akan terjadi
akibat VSWR pada sistem antenna. SAM merupakan faktor penting pada
transmitter FM pada frekuensi subpembawanya. SAM adalah modulasi AM
akibat sinyal dari VSWR ini sehingga akan mempengaruhi kualitas suara
khususnya suara stereo.
Polarisasi Antenna
Polarisasi Antenna dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Horizontal dan Vertikal Polarisasi
Gelombang radio yang terdiri dari medan listrik dan magnet yang saling
tegak lurus. Saat komponen listrik horizontal maka gelombang dikatakan
terpolarisasi horizontal, maka gelombang akan teradiasi pada kutub-kutub
horizontal. Sebagai acuan dapat dilihat pada permukaan bumi. Jika medan
listrik yang terjadi vertikal maka kutub-kutub vertikal akan mempolarisasi
gelombang secara vertkal pula.
2. Polarisasi Melingkar (Circular Polarization)
Pada saat dua gelombang yang sama diantaranya saling mendahului 90
derajat maka medan listrik tersebut akan berputar dengan kecepatan sebesar
frekuensi pembawanya dan akan terpolarisasi melingkar. Hanya pada kasus
khusus di mana komponen horizontal dan vertikal sama – sama kuat dengan
beda fasa 90 derajat maka disebut radiasi circular Polarization.
PENYESUAIAN TRANSMITTER POWER DENGAN ANTENNA
Beberapa kombinasi penguatan antenna dengan transmitter power akan
menyebabkan terjadinya ERP tetapi kombinasi yang bagaimanakah yang terbaik
?. Komposisinya tergantung kondisi alam dari jangkauan penyiaran apakah
datar ataukah memiliki beberapa bukit atau pegunungan, serta ketinggian
dari tower.
Kombinasi antara penguatan antenna dengan power transmitter tegantung
pada :
1. Transmitter
2. Antenna
3. Sistem pengumpanan
4. Tabung Pemancar
5. Tower
6. Pemakaian energi listrik
Dari faktor – faktor di atas dapat terlihat bahwa power transmisi rendah
lebih ekonomis jika dibandingkan power trasnsmisi tinggi namun apakah ada
perbedaan pada kekuatan sinyalnya ?
ERP yang sama dapat terjadi pada kombinasi penguatan transmitter dengan
input power pada antenna yang berbeda – beda. Perbedaan kombinasi ini
hanya tergantung pada ketinggian dari tower. Kekuatan sinyal pada lokasi
yang berbeda bergantung pada ERP dari ketinggian antenna lokasi tersebut.
Sebagai contoh tidak ada perbedaan antara antenna 3 kW ERP kelas A yang
menggunakan 7,5 kW power transmitter dengan sebuah one-bay CP (Circular
Polarisation)antenna atau six-bay CP antenna dengan power transmitter 1
kW.
Idealnya suatu sistem antenna harus diletakkan pada level sinyal yang
sama dari dasar tower tersebar pada jangkaua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar