Jumat, 22 April 2011

ANTENA RADIO FM

KARAKTERISTIK ANTENA
 -Penguatan Antena
Penguatan antena dapat ditingkatkan dengan menambah elemen radiasi tambahan pada antena. Penguatan yang tinggi akan mengkonsentrasikan energi.  Directional Antenna dapat ditinggikan penguatannya melebihi penguatan non directional antenna dengan cara membatasi energi radiasi  dari beberapa  macam directional. Directional antenna dipakai jika jarak tower ( pemancar )  dekat dengan sumber air dan juga pada daerah deretan pegunungan atau juga tempat di mana energi radiasi dapat dibuang.
Penguatan antenna dinyatakan dalam power radio atau dalam dB. Contohnya, sebuah antenna memiliki penguatan power 2 sama dengan juga mempunyai penguatan 3 dB. A two-bay antenna memiliki penguatan power mendekati 2.  penguatan power digunakan pada transmitter dan rugi – rugi pada saat transmisi disebut ERP ( Effective Radiated Power ). Seperti contoh 10 kW pada trasmitter  dan power antenna = 5.  Untuk menyatakan rugi – rugi  dipakai ERP yang nilainya 10 kW X 5 = 50 kW ERP.

  Tabel 1  melukiskan perbandingan dari kuat daya pemancar dan gain dari antenna untuk penguat kelas A
 Tabel 1. Perbandingan antara level daya pemancar dengan gain antenna pada  penguat kelas A
-Effective Radiated Power (ERP)
Effective Radiated Power adalah input power pada antena (output power  pada transmitter) pada penguatannya. Dimana antenna jenis polarisasi   melingkar digunakan dan diaplikasikan terpisah antara radiasi  Horizontal-pool dan Vertical-pool. Namun  sering digunakan pada radiasi  Hozizontal-Pool saja.
     
Tabel 2. Perbandingan level daya peancar dengan gain antenna untuk penguat  kelas B dan C
 -Memeriksa Sistem VSWR
       Setiap waktu VSWR dari sistem antenna harus sering diperiksa dan diadjust
      ulang. Bila exciter memiliki tombol pada range frekuensi 10 kHz dan 50
      kHz, maka dapat digunakan untuk mengecek VSWR pada frekuensi yang berbeda
      pada saat transmitter dioperasikan pada power rendah. Sebagai indikator
      dapat digunakan reflector. Alternatif lainya dengan peralatan yang
      memiliki pembangkit sinyal, tes impedance dan mampu melakukan analisa
      jaringan.
       VSWR harus diukur untuk memastikan respon pantulan yang terjadi stabil
      pada 130  kHz untuk setiap frekuensi pembawanya. Pada jaringan transmisi
      yang panjangnya lebih besar dari 100m disarankan agar bandwith VSWR
      dibawah 1.08 : 1 pada range frekuensi 130 kHz. Namun penambahan panjang
      jalur transmisi ini akan menambah delay sehingga amplitudo dari
      pantulannya harus dikurangi untuk hasil yang lebih baik.
      -Pentingnya VSWR rendah
       VSWR yang terukur dengan menggunakan reflectometer pada transmitter tidak
      akan mempengaruhi  jangkauan sinyal. Namun jika perbandingan VSWR 1.1 : 1
      akan mengurangi efisiensi penguatan akhir. Kekurangan lainnya akibat VSWR
      ini adalah akan menyebabkan terjadinya modulasi sinyal dengan AM noise.
      Kualitas suara yang stereo juga tidak akan terdengar.
      -Intermodulasi dan Distorsi SAM
       Distorsi dari Intermodulasi dan Synchronous AM (SAM) noise akan terjadi
      akibat VSWR pada sistem antenna. SAM merupakan faktor penting pada
      transmitter FM pada frekuensi subpembawanya. SAM adalah modulasi AM 
      akibat sinyal dari VSWR ini sehingga akan mempengaruhi kualitas suara
      khususnya suara stereo.
      Polarisasi Antenna 
      Polarisasi Antenna dibagi menjadi dua bagian yaitu:
      1. Horizontal dan Vertikal Polarisasi
       Gelombang radio yang terdiri dari medan listrik dan magnet yang saling
      tegak lurus. Saat komponen listrik horizontal maka gelombang dikatakan
      terpolarisasi horizontal, maka gelombang akan teradiasi pada kutub-kutub
      horizontal. Sebagai acuan dapat dilihat pada permukaan bumi. Jika medan
      listrik yang terjadi vertikal maka kutub-kutub vertikal akan mempolarisasi
      gelombang secara vertkal pula.
      2. Polarisasi Melingkar (Circular Polarization)
           Pada saat dua gelombang yang sama diantaranya saling mendahului 90
      derajat maka medan listrik tersebut akan berputar dengan kecepatan sebesar
      frekuensi pembawanya dan akan terpolarisasi melingkar. Hanya pada kasus
      khusus di mana komponen horizontal dan vertikal sama – sama kuat dengan
      beda fasa 90 derajat maka disebut radiasi circular Polarization.
      PENYESUAIAN TRANSMITTER POWER DENGAN ANTENNA
       Beberapa kombinasi penguatan antenna dengan transmitter power akan
      menyebabkan terjadinya ERP tetapi kombinasi yang bagaimanakah yang terbaik
      ?. Komposisinya tergantung kondisi alam dari jangkauan penyiaran apakah
      datar ataukah memiliki beberapa bukit atau pegunungan, serta ketinggian
      dari tower. 






        Kombinasi  antara penguatan antenna dengan power transmitter tegantung
      pada : 
      1. Transmitter
      2. Antenna
      3. Sistem pengumpanan
      4. Tabung Pemancar
      5. Tower 
      6. Pemakaian energi listrik
      Dari faktor – faktor di atas dapat terlihat bahwa power transmisi rendah
      lebih ekonomis jika dibandingkan power trasnsmisi tinggi namun apakah ada
      perbedaan pada kekuatan sinyalnya ?
       ERP yang sama dapat terjadi pada kombinasi penguatan transmitter dengan
      input power pada antenna yang berbeda – beda. Perbedaan kombinasi ini
      hanya tergantung pada ketinggian dari tower.  Kekuatan sinyal pada lokasi
      yang berbeda bergantung pada ERP dari ketinggian antenna lokasi tersebut.
      Sebagai contoh tidak ada perbedaan antara antenna  3 kW ERP kelas A yang
      menggunakan 7,5 kW power transmitter dengan sebuah one-bay CP (Circular
      Polarisation)antenna atau six-bay CP antenna dengan power transmitter 1
      kW.
       Idealnya suatu sistem antenna harus diletakkan pada level sinyal yang
      sama dari dasar tower tersebar pada jangkaua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ucx','_assdop');