Tampilkan postingan dengan label ELEKTRONIK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ELEKTRONIK. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 April 2013

IMPEDANSI RESISTIF-INDUKTIF-KAPASITIF (RLC) DALAM RANGKAIAN SERI

Impedansi adalah gabungan antara Resistansi dan Reaktansi dengan satuan ohm dan memiliki simbol Z.


Sebuah rangkaian RLC seri seperti tampak pada gambar di bawah di berikan sumber tegangan AC.
Impedansi rangkaian tersebut dalam bentuk rectangular adalah


ZRLC  =  R  +  j.XL  -  j.X

Impedansi rangkaian tersebut dalam bentuk polar adalah

ZRLC   =   Z θo

di mana
Misalkan rangkaian RLC series memiliki

R   = 6 Ω
XL = 2 Ω
XC = 3 Ω

Maka impedansi rangkaian RLC tersebut dalam bentuk rectanguklar adalah

ZRLC  =  R  +  j.XL  -  j.X
ZRLC  =  6  +  j.2  -  j.3
ZRLC  =  6 -  j.1 


Sedangkan impedansi rangkaian RLC tersebut dalam bentuk polar adalah

Z = Ö(R2 + XL2 + XC2)
Z = Ö(62 + 22 + 32)
Z = Ö49
Z = 7  Ω

θ = Tan-1 ((2-3)/6)
θ =  -9,4623 (pembulatan)

ZRLC  = ∠-9,4623o

Maka Diagram Phasor untuk rangkaian RLC tersebut dapat dilihat pada gambar animasi berikut ini :



Gambar diagram phasor impedansi RLC dalam rangkaian seri

Senin, 22 April 2013

IMPEDANSI RESISTIF-INDUKTIF (RL) DALAM RANGKAIAN SERI

Impedansi adalah gabungan antara Resistansi dan Reaktansi dengan satuan ohm dan memiliki simbol Z.


Sebuah rangkaian RL seri seperti tampak pada gambar di bawah di berikan sumber tegangan AC.
Impedansi rangkaian tersebut dalam bentuk rectangular adalah

ZRL  =  R  +  j.XL

Impedansi rangkaian tersebut dalam bentuk polar adalah

ZRL   =   Z θo
di mana
Impedansi Resistif-Induktif(RL) dalam Rangkaian Seri dapat juga dinyatakan dalam bentuk diagram phasor seperti tampak pada gambar berikut :

Gambar diagram phasor Impedansi RL dalam rangkaian seri

IMPEDANSI RESISTIF-KAPASITIF (RC) DALAM RANGKAIAN SERI

Impedansi adalah gabungan antara Resistansi dan Reaktansi dengan satuan ohm dan memiliki simbol Z.

Sebuah rangkaian RC seri seperti tampak pada gambar di bawah di berikan sumber tegangan AC.
Impedansi rangkaian tersebut dalam bentuk rectangular adalah

ZRC  =  R  -  j.XC

Impedansi rangkaian tersebut dalam bentuk polar adalah

ZRC   =   Z -θo
di mana
Impedansi Resistif-Kapasitif (RC) dalam Rangkaian Seri dapat juga dinyatakan dalam diagram phasor seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar diagram phasor impedansi RC dalam rangkaian seri

Lihat Juga
IMPEDANSI RESISTIF MURNI
IMPEDANSI INDUKTIF MURNI
IMPEDANSI KAPASITIF MURNI
IMPEDANSI RESISTIF-KAPASITIF (RC) DALAM RANGKAIAN SERI
IMPEDANSI RESISTIF-INDUKTIF (RL) DALAM RANGKAIAN SERI

IMPEDANSI INDUKTIF MURNI

Impedansi adalah gabungan antara Resistansi dan Reaktansi dengan satuan ohm dan memiliki simbol Z.


Sebuah induktor memiliki Reaktansi induktif murni sebesar 10  Ω 
maka impedansi dari induktor tersebut dinyatakan dalam persamaan polar

ZL   =   10  Ω  +90o
Sering juga dinyatakan dalam bentuk  persamaan Rectangular

ZL   =   0  Ω  +  j 10 Ω
adalah bilangan imajiner yaitu Ö(-1)
Impedansi induktif murni dapat juga dinyatakan dalam diagran phasor seperti tampak pada gambar berikut
Gambar diagram phasor Impedansi induktif murni

IMPEDANSI KAPASITIF MURNI

Impedansi adalah gabungan antara Resistansi dan Reaktansi dengan satuan ohm dan memiliki simbol Z.


Sebuah Kapasitor memiliki Reaktansi kapasitif murni sebesar 10  Ω
maka impedansi dari Kapasitor tersebut dinyatakan dalam persamaan polar


ZC   =   10  Ω -90o

Sering juga dinyatakan dalam bentuk  persamaan Rectangular

ZC   =   0  Ω  -  j 10 Ω
adalah bilangan imajiner yaitu Ö(-1)
Impedansi Kapasitif Murni dapat juga dinyatakan dalam iagram phasor seperti pada gambar di bawah ini
Gambar diagram phasor Impedansi Kapasitif Murni

IMPEDANSI RESISTIF MURNI


Impedansi adalah gabungan antara Resistansi dan Reaktansi dengan satuan ohm dan memiliki simbol Z.

Impedansi Resistif murni
Misalkan sebuah Resistor murni tidak memiliki sifat reaktansi dengan nilai resistansi 10 Ω,
Maka impedansi dari Resistor murni tersebut dinyatakan dalam persamaan polar

ZR   =   10  Ω  0o

Sering juga dinyatakan dalam bentuk persamaan Rectangular

ZR   =   10  Ω  +  j 0 Ω
adalah bilangan imajiner yaitu Ö(-1)
Diagram phasor untuk Impedansi Resistif Murni diperlihatkan pada Gambar berikut

Minggu, 21 April 2013

IMPEDANSI

Impedansi adalah gabungan antara Resistansi dan Reaktansi dengan satuan ohm dan memiliki simbol Z.
IMPEDANSI RESISTIF MURNI
IMPEDANSI INDUKTIF MURNI
IMPEDANSI KAPASITIF MURNI
IMPEDANSI RESISTIF-KAPASITIF (RC) DALAM RANGKAIAN SERI
IMPEDANSI RESISTIF-INDUKTIF (RL) DALAM RANGKAIAN SERI
IMPEDANSI RESISTIF-INDUKTIF-KAPASITIF (RLC) DALAM RANGKAIAN SERI
IMPEDANSI RESISTIF-KAPASITIF (RC) DALAM RANGKAIAN PARALEL
IMPEDANSI RESISTIF-INDUKTIF (RL) DALAM RANGKAIAN PARALEL
IMPEDANSI RESISTIF-INDUKTIF-KAPASITIF (RLC) DALAM RANGKAIAN PARALEL


Silahkan klik masing-masing link di atas untuk penjelasan lebih detil










RESISTANSI

Resistansi atau hambatan adalah sifat komponen elektronik yang melawan atau menghambat arus listrik.
Resistansi memiliki symbol R dengan satuan ohm (Ω).
Adapun komponen yang memiliki sifat resistansi disebut Resistor.


Jika sebuah sumber tegangan dihubungkan ke resistor seperti pada gambar di atas, maka besarnya arus yang melalui resistor tersebut dapat diketahui dengan menggunakan hukum ohm



V   =   I .   R

V  =  Besarnya tegangan listrik pada resistor (dengan satuan Volt = V)
I   =  Besarnya Arus listrik yang mengalir pada resistor (dengan satuan Ampere = A)
R  =  Besarnya nilai Resistansi dari penghantar/resistor (dengan satuan Ohm = Ω )

TUTORIAL RESISTANSI, REAKTANSI DAN IMPEDANSI

Sabtu, 20 April 2013

REAKTANSI

Reaktansi adalah resistansi/hambatan yang timbul apabila sebuah komponen diberikan arus listrik bolak-balik. Terdapat dua jenis Reaktansi yaitu Reaktansi Kapasitif dan Reaktansi Induktif.

Reaktansi Kapasitif
Reaktansi Kapasitif adalah resistansi/hambatan yang timbul apabila sebuah kapasitor diberikan arus listrik bolak-balik. Besarnya Reaktansi kapasitif dinatakan oleh persamaan :
Dimana :
XC   = Reaktansi kapasitif dengan satuan ohm (Ω)
π      ≈ 3,14
f       = frekuensi dengan satuan Hertz (Hz)
C      = kapasitansi dengan satuan Farad (F)

Reaktansi Induktif
Reaktansi Induktif adalah resistansi/hambatan yang timbul apabila sebuah Induktor diberikan arus listrik bolak-balik. Besarnya Reaktansi Induktif dinatakan oleh persamaan :
Dimana :
XL   = Reaktansi Induktif dengan satuan ohm (Ω)
π      ≈ 3,14
f       = frekuensi dengan satuan Hertz (Hz)
C      = Induktansi dengan satuan Farad (H)





FUNGSI INDUKTOR

Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan flutuasi arus yang melewatinya. Aplikasinya pada rangkaian DC salah satunya adalah untuk menghasilkan tegangan DC yang konstan terhadap fluktuasi beban arus.
Pada aplikasi rangkaian AC, salah satu gunanya adalah bisa untuk meredam perubahan fluktuasi arus yang tidak diinginkan.
Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal.
Bersama kapasitor induktor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat beresonansi pada frekuensi tertentu
Penggunaan induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk menghilangkan noise pencatu daya
Induktor kecil yang terpasang pada kabel dapat mencegah interferensi frekuensi radio.
Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk transformator.
Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya switching mode. Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa siklus. Perbandingan transfer energi ini menentukan tegangan keluaran

INDUKTOR; JENIS BERDASARKAN NILAINYA

Induktor dapat diklasifikasikan dari berbagai macam kelompok, diantaranya adalah Jenis Induktor erdasarkan nilai Induktansinya. Berdasarkan nilainya maka Induktor dapat dikelompokan sebagai berikut.

1. Induktor dengan nilai tetap (fixed Induktor) 

Induktor jenis ini memiliki nilai Induktansi yang tetap tidak bisa di ubah ubah.

Secara umumu Induktor dengan nilai tetap memiliki simbol seperti gambar di bawah ini :
Gambar bebarapa macam simbol Induktor tetap

\
Foto Contoh Induktor Tetap

2. Induktor dengan nilai bisa diubah / Induktor variabel (Variable Induktor)

Induktor jenis ini memiliki nilai Induktansi yang dapat  di ubah ubah. Adapun Simbol untuk Induktor variabel adalah sebagai berikut :
Beberapa Simbol Induktor Variabel

Induktor  variabel yang dimaksudkan disini adalah Induktor  ang perubahan nilai Induktansinya karena perubahan mekanik dari Induktor  tersebut. Telah disebutkan terdahulu bahwa Induktansi dari Induktor dipengaruhi permeabilitas dari inti lilitan. Dengan menggeser inti besi ke arah luar/dalam dari lilitan, maka akan didapatkan nilai Induktansi yang berubah-ubah. Mari kita lihat lagi rumusnya dibawah ini :
Berikut cara gambar dan cara kerja Induktor Variabel:

Gambar konstruksi Dasar Induktor Variabel berdasarkan bergesernya inti lilitan

Metoda lain untuk membuat induktor variabel adalah merapatkan dan mrenggangkan jarak antar liltan seperti tampak pada gambar berikut

Gambar konstruksi Dasar Induktor Variabel dengan mengatur jarak antar lilitan

Metoda lain untuk membuat induktor variabel adalah dengan merubah jumlah liltan. Hal ini dilakukan dengan menggeser salah satu ujung terminal ke kontak point dari lilitan  seperti tampak pada gambar berikut

Gambar konstruksi Dasar Induktor Variabel dengan mengubah jumlah lilitan


Foto Contoh Induktor variabel

Jumat, 19 April 2013

RANGKAIAN SERI PARALEL INDUKTOR


Pada pembahasan terdahulu telah dibahas mengenai Rangkaian Seri Induktor dan Rangkaian Paralel Induktor  Kali ini akan dibahas jika dalam suatu rangkaian terdapat Induktor yang dihubungkan secara seri dan paralel.

Kunci penyelesaian penghitungan Induktansi total dari rangkaian seri paralel Induktor adalah penyederhanaan terlebih dahulu. Jadi jika dalam rangkaian seri atau paralel dalam rangkaian di cari nilai totalnya masing-masing terlebih dahulu baru dicari nilai Induktansi total secara keseluruhan.

Contoh : Carilah nilai Indukansi total dari masing-masing rangkaian berikut jIka

L1 = 4 ohm
L2 = 6 ohm
L3 = 8 ohm
L4 = 12 0hm



PENYELESAIAN RANGKAIAN 1

Untuk penyelesaian Rangkaian 1 tentukan dulu nilai Induktansi total dari titik bc yang dihubung secara paralel.

1/Lbc = 1/L2 + 1/L3

1/Lbc = 1/6 + 1/8

1/Lbc = 14/48

Lbc    = 3,4286 H (pembulatan)

Maka Nilai Induktansi Total pada titik ac adalah

Lac = L1 + Lbc

Lac = 4 + 3,4286

Lac = 7,4286 H



PENYELESAIAN RANGKAIAN 2

Sama dengan rangkaian 1, untuk menyelesaikan rangkaian 2 juga harus di hitung dulu Induktansi paralel Lbc


Maka Nilai Induktansi Total pada titik ac adalah

Lac = L1 + L2 + Lbc

Untuk latihan silahkan masukan nilai-nilai L1, L2,L3 dan L4 yang telah diberikan dan hitunglah nilai Induktansinya.

PENYELESAIAN RANGKAIAN 3

Pada Rangkaian 3 terdapat dua buah rangkaian paralel yaitu pada titik ab dan titik bc. Tentukanlah nilai Lab dan Lbc baru kemudian tentukan nilai Induktansi total pada titik ac. Dengan demikian maka Induktansi total Lac adalah

Lac = Lab + Lbc

Untuk latihan silahkan masukan nilai-nilai L1, L2, L3 dan L4 yang telah diberikan dan hitunglah nilai Induktansinya.


PENYELESAIAN RANGKAIAN 4

Selesaikanlah Rangkaian 4 sebagai latihan.

RANGKAIAN PARALEL INDUKTOR


Tidak semua nilai induktor tersedia di pasaran. Namun demikian terkadang di dalam sebuah rangkaian elektronik dibutuhkan nilai induktansi yang tidak tersedia di pasaran. Untuk mendapatkan nilai induktansi yang diinginkan dapat digunakan teknik menggabungkan beberapa induktor  Dari gabungan induktor tersebut akan diperoleh nilai induktansi total yang baru.

Salah satu teknik penggabungan reistor adalah induktor di gabung secara paralel. Pada teknik ini induktor dihubungkan secara Paralel dengan induktor lain. Jumlah kebalikan induktansi total rangkaian paralel sama dengan jumlah dari kebalikan induktansi tiap- tiap komponen (induktor)

Contoh :

Pada gambar di atas Lt adalah induktansiTotal yang besarnya adalah



RANGKAIAN SERI INDUKTOR

Tidak semua nilai induktor tersedia di pasaran.Namun demikian terkadang di dalam sebuah rangkaian elektronik dibutuhkan nilai induktansi yang tidak tersedia di pasaran. Untuk mendapatkan nilai induktansi yang diinginkan dapat digunakan teknik menggabungkan beberapa induktor . Dari gabungan induktor tersebut akan diperoleh nilai induktansi total yang baru.

Salah satu teknik penggabungan induktor adalah induktor di gabung secara Seri. Pada teknik ini induktor dihubungkan secara seri dengan induktor lain. Besarnya jumlah induktansi total adalah jumlah seluruh nilai induktansi yang digabungkan secara seri tersebut.

Contoh :



Pada gambar di atas Lt adalah induktansi Total yang besarnya adalah

Jika L1 = 1 H,  L2 = 2 H, L3 = 3 H dan Ln = 4 H,

 maka

Gambar 1  induktansi Total   Lt = L1 + L2 = 1 + 2 = 3 Henry

Gambar 2  induktansi Total   Lt = L1 + L2 + L3 = 1 + 2 + 3 = 6 Henry

Gambar 3  induktansi Total   Lt = L1 + L2 + L3 + Ln = 1 + 2 + 3 + 4 = 10 Henry

Dan seterusnya

Rabu, 17 April 2013

TUTORIAL INDUKTOR

INDUKTOR BASIC


Induktor adalah sebuah komponen elektronik pasif yang dapat menyimpan energi energi medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Besarnya kemampuan menyimpan energi tergantung kepada besarnya induktansi dari induktor tersebut. Satuan untuk besarnya induktansi dari sebuah induktor dinyatakan dalam Henry. Simbol untuk induktor adalah L
Simbol Induktor

Induktor biasanya disusun dari sebuah penghantar yang dibentuk menjadi lilitan/kumparan. Besarnya medan magnet sebanding dengan arus listrik yang melalui penghantar. Jika kumparan tersebut dialiri listrik maka tiap lilitan akan saling menginduksi satu dengan yang lainnya. Medan listrik yang terbentuk akan segaris dan saling menguatkan. Komponen yang seperti inilah yang dikenal dengan induktor selenoid.

Jika jarak antar lilitan rapat atau berhimpit/bertumpukan maka biasanya kawat penghantar dilapisi lapisan email sebagai isolator agar arus listrik yang melalui penghantar tidak terhubung singkat antar lilitan. Untuk menghasilkan nilai induktansi yang lebih besar di tengah lilitan dapat ditempakan inti besi yang biasanya terbuat dari ferit (besi lunak).

Induktor selenoida dengan inti (core)
Besarnya induktansi dari sebuah induktor tegantung kepada panjang lilitan, luas penampang lilitan, jumlah lilitan dan permeabilitas inti dari lilitan. Permeabilitas (permeability) adalah kemampuan suatu benda untuk dilewati garis gaya magnet. Permeabilitas dinyatakan dengan simbul µ. Benda yang mudah dilewati garis gaya magnet disebut memiliki permeabilitas tinggi. Pemeabilitas udara dan ruang hampa dianggap sama dengan satu.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut


Maka rumus untuk indktor type di atas adalah :


L : induktansi dalam H (Henry)
m  : permeability inti (core)
mo  : permeability udara vakum
mo  = 4π x 10-7 H/m 
N : jumlah lilitan induktor
A : luas penampang induktor (m2)
l : panjang induktor (m)


Induktor Toroidal
Selain berbentuk batang silinder (selonoid) Induktor ada juga yang berbentuk toroidal. Induktor toroidal memiliki lilitan yang dipasang pada inti yang berbentuk cincin. Salah satu keuntungan induktor berbentuk toroid, dapat induktor dengan induktansi yang lebih besar dan dimensi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan induktor berbentuk batang. Juga karena toroid umumnya menggunakan inti (core) yang melingkar, maka medan induksinya tertutup dan relatif tidak menginduksi komponen lain yang berdekatan di dalam satu pcb.
Gambar induktor toroidal
Rumus besarnya induktansi toroidal sama dengan rumus sebelumnya hanya saja panjang lilitan l adalah panjang keliling dari toroid sedangkan luas penampang adalah luas penampang melintang dari toroid.

Induktor Kawat lurus
Dalam frekuensi tinggi sebuah kawat lurus dapat juga berfungsi sebagai induktor, Adapun rumus untuk induktor type kawat adalah sebagai berikut :
L = induktansi
l = panjang kawat
d = diameter kawat



foto aneka induktor


Minggu, 07 April 2013

LATIHAN FREKUENSI, PERIODA, AMPLITUDO DAN PANJANG GELOMBANG


1. Sebuah gelombang bergetar sebanyak 1200 kali dalam 1 menit tentukan frekuensi dan Perioda dari gelombang tersebut?

2. Waktu yang ditempuh oleh sebuah gelombang dari puncak tertinggi hingga puncak terendah adalah 0,1 detik. tentukan frekuensi dan Perioda dari gelombang tersebut ?

3. Sebuah radio amatir bekerja pada panjang gelombang 2 meter. Berapakah frekuensinya?

4. Sebuah antena 1/4 λ memiliki panjang antena 5 m berapakah frekuensi kerja dan panjang gelombang antena tersebut?

Jawaban

1. Frekuensi  = 1200 getaran : 60 detik
                     = 20 getaran/detik
                     = 20 Hertz
 
   Perioda  =  1 / f
                 = 1 / 20
                 =  0,05 detik

2. Dari puncak tertinggi ke puncak terendah baru setengah dari perioda gelombang. maka
    Perioda  = 0,1 detik x 2
                  = 0,2 detik

   frekuensi  =  1/ T
                  =  1 / 0,2
                  =  5 Hertz

3. λ = 2 m
    f  = c / λ
       = 3 x 108 m /detik / 2 m
       = 150 MHz

4. 1/4 λ  = 5 m
        λ    =  20 m
     f  = c / λ
       = 3 x 108 m /detik / 20 m
       = 15 MHz

Jumat, 05 April 2013

STANDARD FREKUENSI DAN KANAL TV DI INDONESIA


Frekuensi Saluran TV di Indonesia mirip dengan standard Eropa. Untuk Band UHF Saluran dan kanal di Indonesia sama persis dengan standard Eropa. Namun untuk band VHF frekuensi TV di Indonesia lebih tinggi satu kanal dari pada standar Eropa. Contoh Chanel E5 = dengan Chanel 6 Indonesia.




PENGELOMPOKAN FREKUENSI


Untuk memudahkan mengingat, frekuensi dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria. Berikut adalah pengelompokan frekuensi berdasarkan berbagai kriteria.

Frekeuensi Berdasarkan rentang frekuensi
Nama band
Singkatan
Frekuensi
Panjang gelombang
Extremely low frequency
ELF
3 – 30 Hz
104 – 105 km
Super low frequency
SLF
30 – 300 Hz
103 – 104 km
Ultra low frequency
ULF
300 – 3000 Hz
100 – 103 km
Very low frequency
VLF
3 – 30 kHz
10 – 100 km
Low frequency
LF
30 – 300 kHz
1 – 10 km
Medium frequency
MF
300 kHz – 3 MHz
100 m – 1 km
High frequency
HF
3 – 30 MHz
10 – 100 m
Very high frequency
VHF
30 – 300 MHz
1 – 10 m
Ultra high frequency
UHF
300 MHz – 3 GHz
10 cm – 1 m
Super high frequency
SHF
3 – 30 GHz
1 – 10 cm
Extremely high frequency
EHF
30 – 300 GHz
1 mm – 1 cm
Tremendously high frequency
THF
300 GHz - 3000 GHz
0.1 mm - 1 mm

Frekuensi berdasarkan penggunaanya
Alokasi penggunaan frekuensi di Indonesia (sumber Departemen Kominikasi dan Informatika)

ucx','_assdop');